Blog
Hafal 22 Juz, Vilia Hidayatul Sahlaa Camaba Asal Tasikmalaya Bertekad Dalami Alquran & Tafsir di Al Azhar Mesir
- 23/08/2025
- Posted by: Chandra Nurpadilah
- Category: Afwaja center
Ciamis – Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan zaman, masih banyak generasi muda yang teguh memegang nilai-nilai keilmuan dan keislaman. Salah satu sosok inspiratif itu adalah Vilia Hidayatul Sahlaa, gadis asal Tasikmalaya yang lahir pada 29 Januari 2006. Dengan tekad kuat dan semangat belajar tinggi, Vilia akan melanjutkan pendidikan tinggi ke salah satu universitas Islam tertua dan paling bergengsi di dunia—Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Latar Belakang dan Pendidikan
Vilia, begitu ia akrab disapa, merupakan lulusan dari SDN 1 Pakemitan, kemudian melanjutkan pendidikan menengah hingga jenjang SMA di MA’HAD AL-MUQODDASAH LITAHFIZHIL QUR’AN, sebuah lembaga pendidikan yang fokus pada penghafalan Al-Qur’an dan pembinaan karakter Islami. Selama menimba ilmu di sana, Vilia menorehkan prestasi gemilang—hafal 22 juz Al-Qur’an, sebuah pencapaian luar biasa yang menjadi bekal penting dalam melanjutkan studi ke negeri para ulama, dan ingin mengambil jurusan Ilmu Alquran & Tafsir
Motivasi dan Harapan Kuliah ke Al-Azhar
Keputusan Vilia untuk menempuh pendidikan di Al-Azhar bukan semata karena dorongan orang tua, namun juga lahir dari keinginannya yang kuat untuk memperdalam ilmu agama. “Saya ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Arab dan mengenal lebih dekat para tokoh pendahulu Islam,” ujar Vilia dengan penuh semangat.
Al-Azhar sendiri bukanlah institusi sembarangan. Berdiri sejak abad ke-10, universitas ini dikenal sebagai pusat ilmu keislaman dunia yang telah melahirkan ribuan cendekiawan Muslim dari berbagai belahan dunia. Kurikulum yang seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum menjadikan Al-Azhar sebagai destinasi impian bagi para pencari ilmu.
Sosok Inspiratif dan Fokus di Masa Depan
Dalam perjalanan ilmunya, Vilia menjadikan Imam Syafi’i sebagai sosok inspiratif. Ia mengagumi semangat belajar Imam Syafi’i yang tinggi, kecerdasannya, kesabarannya, serta kegigihannya dalam mencari ilmu, nilai-nilai yang coba ia tanamkan dalam dirinya.
Setibanya di Mesir nanti, Vilia berencana untuk fokus pada peningkatan kemampuan bahasa Arab serta memperkuat hafalan Al-Qur’an. Ia ingin menyerap sebanyak-banyaknya ilmu dari para masyayikh dan lingkungan akademik Al-Azhar.
Cita-Cita Menjadi Dosen dan Kontribusi ke Masyarakat
Vilia memiliki cita-cita menjadi dosen atau guru setelah menyelesaikan studinya. Baginya, menjadi pengajar adalah ladang pengabdian untuk menyebarkan ilmu dan menebar manfaat bagi masyarakat. Ia berharap ilmu yang diperolehnya selama di Mesir kelak dapat menginspirasi dan membina generasi muda Islam di tanah air.
Perjalanan Vilia Hidayatul Sahlaa menuju Al-Azhar adalah cermin dari semangat generasi muda yang haus akan ilmu dan berkomitmen untuk menjadi agen perubahan melalui pendidikan. Semoga langkahnya diberkahi dan cita-citanya tercapai, membawa manfaat bagi umat, bangsa, dan agama.